UVCOOL PAINT Solusi Minimalkan Kehilangan (Losses) BBM

 
 

FAKTOR PENYEBAB LOSSES Secara umum, ada tiga kategori faktor penyebab losses, yaitu: faktor alam, faktor teknis, dan faktor manusia.Akan kita bahan khususnya yang berhubungan dengan suhu dan tekanan.

Suhu dan Tekanan
Faktor Alam seperti yang kita tahu, suhu dan tekanan merupakan faktor yang kuat dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas BBM, dalam hal ini BBM jenis premium. Setiap perubahan suhu 1oC akan mempengaruhi 0,12% dari volume BBM tersebut dan mempengaruhi 0,001 – 0,003 dari massa jenisnya, dan tekanan yang kuat akan lebih mempercepat proses penguapan. Suhu dan tekanan tidak dapat dipisahkan, karena setiap kenaikan suhu akan membuat tekanan bertambah. Hal ini bisa terlihat dari jenis bahan bakar lain yang lebih ringan, misalnya gas dalam tabung, yang akan meledak jika dipanaskan. Jika terdapat stok sebanyak 10.000 liter di dalam tangki pendam, kemudian terjadi kenaikan/penurunan suhu sebanyak 1oC maka volume BBM di dalam tangki pendam akan bertambah/berkurang sebanyak = 0,12% x 10.000 liter = 12 liter. Bertambah 12 liter jika suhu naik 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih renggang. Berkurang 12 liter jika suhu turun 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih rapat.

Masih menjadi pertanyaan awam adalah berapa jumlah BBM yang menguap dari kenaikan/penurunan suhu 1derajat celcius?  Menurut informasi dari WP/SR pada tahun 2000-an, ada seorang pengusaha SPBU dengan title insinyur yang merancang SPBU-nya untuk menekan losses dan berhasil. Beliau melakukan hal-hal berikut, yaitu menjaga suhu di sekitar lokasi tangki pendam agar selalu sejuk sehingga penguapan dapat dikurangi, dengan cara menggunakan water sprinkle (air mancur putar) taman dan mengoperasikannya pada saat tertentu dimana suhu meninggi. Selain itu, beliau juga membangun tembok beton sebagai pondasi tangki pendam, sehingga tangki pendam akan lebih rigid dan tidak mudah miring karena pergeseran tanah. Hal krusial berkaitan dengan suhu adalah perbedaan suhu rata-rata di SPBU dengan suhu rata-rata di depot pengisian BBM.

Suhu didaerah lebih tinggi elevasinya mempunyai suhu rata-rata 25oC pada pagi hari, data ini diperoleh dari pengukuran density pagi hari. Kami mendapat supply dari Depot Plumpang (Jakarta Utara) dengan suhu rata-rata pada saat pengisian siang adalah 32oC dan pengisian malam adalah 28oC, data ini diperoleh dari Surat Pengantar Pengiriman yang divalidasi oleh depot. Selisih suhu pada saat pengisian di depot dengan suhu pada saat pengukuran tangki pendam di pagi hari sudah mencapai -3oC s.d. -7oC, ini berarti -58 liter s.d. -134 liter. Walaupun pada saat penerimaan BBM dilakukan pengukuran dengan hasil: - permukaan BBM berada tepat pada posisi ijk bout (benar 16.000 liter) - perbedaan suhu tidak terlalu jauh (2o – 3oC) tetap saja SPBU harus kehilangan senilai 58 s.d. 134 liter pada pagi harinya, karena faktor suhu. Sebenarnya kalau suhu di depot dan di SPBU berbeda akan mempengaruhi tinggi cairan yang berdasrkan ijk bout pada mobil tangki. Jadi tinggi cairan di SPBU pada suhu di bawah suhu di depot seharusnya berada pada level di bawah ijk bout. Berdasarkan tabel 55 ASTM - IP petroleum measurement tables tahun 1953, kenaikan 1oC mengakibatkan pengembangan sebesar 1 liter setiap 1000 liter BBM.

Sebagai Contoh Tangki Simpan BBM di bawah ini:


USUL Desain cat Mobil Tangki PERTAMINA utk minimalkan Losses BBM



Fakta Tangki sebelum di cat:
1. Suhu dalam tangki ketika siang hari sampai 70 derajat celcius
2. Safety Pressure Valve sehari 1-2 kali aktif membuka tekanan uap BBM
3. Terjadi Losses BBM akibat menguap 0,12% x 200.000 liter = 240 liter/tiap hari  minimal losses

Fakta setelah tangki di cat UVCOOL Paint:
1. Suhu dalam tangki siang hari menjadi hanya 34 derajat celcius
2. Safety Pressure Valve tidak pernah aktif (tidak ada uap BBM yg terbuang)
3. Losses tidak terjadi dan hemat tiap hari didapat dan tangki terhindar dari korosi

UVCOOL Paint Bisa di aplikasikan pada:
1. SPBU pada lantai atau dinding dekat tangki pendam di tempatkan.
2. Tangki Transportir BBM
3. Tangki Penyimpanan Minyak mentah di daerah penghasil minyak mentah.
4. Tangki penimbunan BBM di Pertamina, Pabrik-pabrik dan dekat pelabuhan.
5. Tangki BBM Kereta Api
6. Tangki transporter LPG, LNG dan Tangki Kimia Berbahaya
FAKTOR PENYEBAB LOSSES Secara umum, ada tiga kategori faktor penyebab losses, yaitu: faktor alam, faktor teknis, dan faktor manusia. 1. Faktor Alam Seperti yang kita tahu, suhu dan tekanan merupakan faktor yang kuat dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas BBM, dalam hal ini BBM jenis premium. Setiap perubahan suhu 1oC akan mempengaruhi 0,12% dari volume BBM tersebut dan mempengaruhi 0,001 – 0,003 dari massa jenisnya, dan tekanan yang kuat akan lebih mempercepat proses penguapan. Suhu dan tekanan tidak dapat dipisahkan, karena setiap kenaikan suhu akan membuat tekanan bertambah. Hal ini bisa terlihat dari jenis bahan bakar lain yang lebih ringan, misalnya gas dalam tabung, yang akan meledak jika dipanaskan. Jika terdapat stok sebanyak 10.000 liter di dalam tangki pendam, kemudian terjadi kenaikan/penurunan suhu sebanyak 1oC maka volume BBM di dalam tangki pendam akan bertambah/berkurang sebanyak = 0,12% x 10.000 liter = 12 liter. Bertambah 12 liter jika suhu naik 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih renggang. Berkurang 12 liter jika suhu turun 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih rapat. Yang masih menjadi pertanyaan saya adalah berapa jumlah BBM yang menguap dari kenaikan/penurunan suhu 1oC? Saya sendiri belum bisa jawab, mungkin ada rekan-rekan yang bisa menjelaskan. Menurut informasi dari WP/SR pada tahun 2000-an, ada seorang pengusaha SPBU dengan title insinyur yang merancang SPBU-nya untuk menekan losses dan berhasil. Beliau melakukan hal-hal berikut, yaitu menjaga suhu di sekitar lokasi tangki pendam agar selalu sejuk sehingga penguapan dapat dikurangi, dengan cara menggunakan water sprinkle (air mancur putar) taman dan mengoperasikannya pada saat tertentu dimana suhu meninggi. Selain itu, beliau juga membangun tembok beton sebagai pondasi tangki pendam, sehingga tangki pendam akan lebih rigid dan tidak mudah miring karena pergeseran tanah. Hal krusial berkaitan dengan suhu adalah perbedaan suhu rata-rata di SPBU dengan suhu rata-rata di depot pengisian BBM. Mengapa? Kebetulan, SPBU tempat saya bekerja (wilayah Sukabumi) mempunyai suhu rata-rata 25oC pada pagi hari, data ini diperoleh dari pengukuran density pagi hari. Kami mendapat supply dari Depot Plumpang (Jakarta Utara) dengan suhu rata-rata pada saat pengisian siang adalah 32oC dan pengisian malam adalah 28oC, data ini diperoleh dari Surat Pengantar Pengiriman yang divalidasi oleh depot. Selisih suhu pada saat pengisian di depot dengan suhu pada saat pengukuran tangki pendam di pagi hari sudah mencapai -3oC s.d. -7oC, ini berarti -58 liter s.d. -134 liter. Walaupun pada saat penerimaan BBM dilakukan pengukuran dengan hasil: - permukaan BBM berada tepat pada posisi ijk bout (benar 16.000 liter) - perbedaan suhu tidak terlalu jauh (2o – 3oC) tetap saja SPBU harus kehilangan senilai 58 s.d. 134 liter pada pagi harinya, karena faktor suhu. Sebenarnya kalau suhu di depot dan di SPBU berbeda akan mempengaruhi tinggi cairan yang berdasrkan ijk bout pada mobil tangki. Jadi tinggi cairan di SPBU pada suhu di bawah suhu di depot seharusnya berada pada level di bawah ijk bout. Berdasarkan tabel 55 ASTM - IP

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
FAKTOR PENYEBAB LOSSES Secara umum, ada tiga kategori faktor penyebab losses, yaitu: faktor alam, faktor teknis, dan faktor manusia. 1. Faktor Alam Seperti yang kita tahu, suhu dan tekanan merupakan faktor yang kuat dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas BBM, dalam hal ini BBM jenis premium. Setiap perubahan suhu 1oC akan mempengaruhi 0,12% dari volume BBM tersebut dan mempengaruhi 0,001 – 0,003 dari massa jenisnya, dan tekanan yang kuat akan lebih mempercepat proses penguapan. Suhu dan tekanan tidak dapat dipisahkan, karena setiap kenaikan suhu akan membuat tekanan bertambah. Hal ini bisa terlihat dari jenis bahan bakar lain yang lebih ringan, misalnya gas dalam tabung, yang akan meledak jika dipanaskan. Jika terdapat stok sebanyak 10.000 liter di dalam tangki pendam, kemudian terjadi kenaikan/penurunan suhu sebanyak 1oC maka volume BBM di dalam tangki pendam akan bertambah/berkurang sebanyak = 0,12% x 10.000 liter = 12 liter. Bertambah 12 liter jika suhu naik 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih renggang. Berkurang 12 liter jika suhu turun 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih rapat. Yang masih menjadi pertanyaan saya adalah berapa jumlah BBM yang menguap dari kenaikan/penurunan suhu 1oC? Saya sendiri belum bisa jawab, mungkin ada rekan-rekan yang bisa menjelaskan. Menurut informasi dari WP/SR pada tahun 2000-an, ada seorang pengusaha SPBU dengan title insinyur yang merancang SPBU-nya untuk menekan losses dan berhasil. Beliau melakukan hal-hal berikut, yaitu menjaga suhu di sekitar lokasi tangki pendam agar selalu sejuk sehingga penguapan dapat dikurangi, dengan cara menggunakan water sprinkle (air mancur putar) taman dan mengoperasikannya pada saat tertentu dimana suhu meninggi. Selain itu, beliau juga membangun tembok beton sebagai pondasi tangki pendam, sehingga tangki pendam akan lebih rigid dan tidak mudah miring karena pergeseran tanah. Hal krusial berkaitan dengan suhu adalah perbedaan suhu rata-rata di SPBU dengan suhu rata-rata di depot pengisian BBM. Mengapa? Kebetulan, SPBU tempat saya bekerja (wilayah Sukabumi) mempunyai suhu rata-rata 25oC pada pagi hari, data ini diperoleh dari pengukuran density pagi hari. Kami mendapat supply dari Depot Plumpang (Jakarta Utara) dengan suhu rata-rata pada saat pengisian siang adalah 32oC dan pengisian malam adalah 28oC, data ini diperoleh dari Surat Pengantar Pengiriman yang divalidasi oleh depot. Selisih suhu pada saat pengisian di depot dengan suhu pada saat pengukuran tangki pendam di pagi hari sudah mencapai -3oC s.d. -7oC, ini berarti -58 liter s.d. -134 liter. Walaupun pada saat penerimaan BBM dilakukan pengukuran dengan hasil: - permukaan BBM berada tepat pada posisi ijk bout (benar 16.000 liter) - perbedaan suhu tidak terlalu jauh (2o – 3oC) tetap saja SPBU harus kehilangan senilai 58 s.d. 134 liter pada pagi harinya, karena faktor suhu. Sebenarnya kalau suhu di depot dan di SPBU berbeda akan mempengaruhi tinggi cairan yang berdasrkan ijk bout pada mobil tangki. Jadi tinggi cairan di SPBU pada suhu di bawah suhu di depot seharusnya berada pada level di bawah ijk bout. Berdasarkan tabel 55 ASTM - IP petroleum measurement tables tahun 1953, kenaikan 1 0C mengakibatkan pengembangan sebesar 1 liter setiap 1000 lietr BBM, visa versa.

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
FAKTOR PENYEBAB LOSSES Secara umum, ada tiga kategori faktor penyebab losses, yaitu: faktor alam, faktor teknis, dan faktor manusia. 1. Faktor Alam Seperti yang kita tahu, suhu dan tekanan merupakan faktor yang kuat dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas BBM, dalam hal ini BBM jenis premium. Setiap perubahan suhu 1oC akan mempengaruhi 0,12% dari volume BBM tersebut dan mempengaruhi 0,001 – 0,003 dari massa jenisnya, dan tekanan yang kuat akan lebih mempercepat proses penguapan. Suhu dan tekanan tidak dapat dipisahkan, karena setiap kenaikan suhu akan membuat tekanan bertambah. Hal ini bisa terlihat dari jenis bahan bakar lain yang lebih ringan, misalnya gas dalam tabung, yang akan meledak jika dipanaskan. Jika terdapat stok sebanyak 10.000 liter di dalam tangki pendam, kemudian terjadi kenaikan/penurunan suhu sebanyak 1oC maka volume BBM di dalam tangki pendam akan bertambah/berkurang sebanyak = 0,12% x 10.000 liter = 12 liter. Bertambah 12 liter jika suhu naik 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih renggang. Berkurang 12 liter jika suhu turun 1oC dikarenakan massa partikel yang menjadi lebih rapat. Yang masih menjadi pertanyaan saya adalah berapa jumlah BBM yang menguap dari kenaikan/penurunan suhu 1oC? Saya sendiri belum bisa jawab, mungkin ada rekan-rekan yang bisa menjelaskan. Menurut informasi dari WP/SR pada tahun 2000-an, ada seorang pengusaha SPBU dengan title insinyur yang merancang SPBU-nya untuk menekan losses dan berhasil. Beliau melakukan hal-hal berikut, yaitu menjaga suhu di sekitar lokasi tangki pendam agar selalu sejuk sehingga penguapan dapat dikurangi, dengan cara menggunakan water sprinkle (air mancur putar) taman dan mengoperasikannya pada saat tertentu dimana suhu meninggi. Selain itu, beliau juga membangun tembok beton sebagai pondasi tangki pendam, sehingga tangki pendam akan lebih rigid dan tidak mudah miring karena pergeseran tanah. Hal krusial berkaitan dengan suhu adalah perbedaan suhu rata-rata di SPBU dengan suhu rata-rata di depot pengisian BBM. Mengapa? Kebetulan, SPBU tempat saya bekerja (wilayah Sukabumi) mempunyai suhu rata-rata 25oC pada pagi hari, data ini diperoleh dari pengukuran density pagi hari. Kami mendapat supply dari Depot Plumpang (Jakarta Utara) dengan suhu rata-rata pada saat pengisian siang adalah 32oC dan pengisian malam adalah 28oC, data ini diperoleh dari Surat Pengantar Pengiriman yang divalidasi oleh depot. Selisih suhu pada saat pengisian di depot dengan suhu pada saat pengukuran tangki pendam di pagi hari sudah mencapai -3oC s.d. -7oC, ini berarti -58 liter s.d. -134 liter. Walaupun pada saat penerimaan BBM dilakukan pengukuran dengan hasil: - permukaan BBM berada tepat pada posisi ijk bout (benar 16.000 liter) - perbedaan suhu tidak terlalu jauh (2o – 3oC) tetap saja SPBU harus kehilangan senilai 58 s.d. 134 liter pada pagi harinya, karena faktor suhu. Sebenarnya kalau suhu di depot dan di SPBU berbeda akan mempengaruhi tinggi cairan yang berdasrkan ijk bout pada mobil tangki. Jadi tinggi cairan di SPBU pada suhu di bawah suhu di depot seharusnya berada pada level di bawah ijk bout. Berdasarkan tabel 55 ASTM - IP petroleum measurement tables tahun 1953, kenaikan 1 0C mengakibatkan pengembangan sebesar 1 liter setiap 1000 lietr BBM, visa versa.

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Diberdayakan oleh Blogger.