Sinar UltraViolet Manfaat dan Kerugiannya

Sering kita dengar bahaya dari cahaya ultraviolet atau UV terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya berkaitan dengan kian melebarnya lubang ozon (O3). UV menjadi ancaman yang patut diwaspadai seperti halnya epidemi flu burung. Keduanya menyerang Bumi dalam lingkup wilayah yang luas. Bahkan, UV dapat memapar seluruh permukaan Bumi.
Melalui reaksi termonuklir di pusat bintang dalam temperatur puluhan juta derajat, sebuah bintang memancarkan cahaya (gelombang elektromagnetik) dalam semua panjang gelombang atau spektra. Semakin panjang sebuah rentang panjang gelombang (spektrum), energinya kian kecil. Begitu sebaliknya.

Urutan spektrum cahaya dari yang terpendek panjang gelombangnya hingga terpanjang adalah sinar gamma (lebih kecil dari 10 pangkat -11), sinar X, UV, tampak, inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio (beberapa meter hingga berkilometer)
Yang teramati oleh mata manusia adalah cahaya dalam rentang panjang gelombang tampak/optis, mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, biru, hingga violet. Percobaan umum mengenai cahaya tampak yang terurai di atas adalah ketika melewatkan cahaya “putih” melewati prisma. Kian besar frekuensi, sudut biasnya makin besar.

Bukti bahwa semakin ke violet (panjang gelombangnya lebih pendek) berarti menjadi lebih panas adalah kompor yang kita nyalakan. Semakin biru api, akan semakin baik (panas). UV lebih panas daripada violet dan cahaya inframerah kurang panas dibandingkan dengan cahaya merah.
Fisikawan Max Planck (1858-1947) menemukan hubungan antara energi dan frekuensi, yaitu E = hf, dengan E = energi, h = konstanta Planck dan f = frekuensi. Semakin besar frekuensi, kian besar energi.
Meskipun demikian, keberadaan cahaya yang tidak tampak bukannya tidak bisa dideteksi. Misalnya, melalui bantuan kacamata inframerah, obyek yang berada di lokasi gelap atau malam hari bisa terlihat. Obyek tersebut memancarkan (atau memantulkan) cahaya yang lebih lemah dari cahaya tampak.
Atmosfer Bumi terdiri dari berbagai senyawa kimia yang berfungsi sebagai perisai bagi Bumi. Spektrum cahaya bintang tidak seluruhnya tiba di permukaan Bumi akibat diserap dan dipantulkan atmosfer, seperti UV, sinar X, dan sinar gamma. Senyawa yang bertindak sebagai perisai adalah senyawa ozon yang berada di lapisan Stratosfer di ketinggian 40-50 kilometer.
Bila perisai itu terkoyak bahkan tiada, intensitas cahaya bergelombang pendek, seperti UV, kian tinggi menerpa permukaan Bumi. UV itu mampu mengubah reaksi redoks (reduksi-menangkap elektron dan oksidasi-melepaskan elektron) menjadi reaksi radikal (menjadi sangat reaktif) pada partikel atau senyawa sensitizer yang berkemampuan menyimpan energi UV lantas memindahkannya ke molekul lain bila ada faktor pemicu.

Nah, ternyata tubuh manusia mengandung senyawa sensitizer dalam jumlah besar, seperti antibiotik, merkuri, dan zat warna tertentu. Senyawa-senyawa tersebut akan menyerap UV dengan cepat, bereaksi, sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia, seperti munculnya kanker, serta merusak mata dan sistem kekebalan tubuh.
Simulasi komputer

Ternyata pada awal usianya, Bumi tak memiliki lapisan ozon. Sudah begitu radiasi UV yang menerpa Bumi 100 kali lebih besar daripada sekarang. Bisa dibayangkan, sudah tanpa perisai dan ditimpa energi yang jauh lebih besar daripada sekarang. Bukannya mematikan kehidupan karena di Bumi belum ada kehidupan, ternyata radiasi UV berperan dalam seleksi ilmiah pembentukan biomolekul dari percampuran molekul kaya nitrogen yang nantinya berperan dalam pembentukan kehidupan.

Hasil penelitian Armen Mulkidjanian dari Osnabrück University, Jerman, dan koleganya dari National Institutes of Health, USA, yang dimuat dalam jurnal Evolutionary Biology (2003) menyatakan hal tersebut. Melalui simulasi komputer diperoleh bahwa Ribonucleid Acid (RNA) dapat dibentuk dari percampuran gula, fosfat, dan senyawa berbasis nitrogen dalam lingkungan yang diterpa UV dengan intensitas tinggi. RNA adalah salah satu molekul terpenting yang berperan dalam pembentukan kehidupan dan berfungsi membawa kode genetik dan katalis (pemercepat) replikasi.
Meskipun UV mampu merusak RNA, ternyata beberapa bagian dari molekul ini membuat perisai untuk bagian lain. Molekul berbasis nitrogen akan menyerap dan menyebarkan radiasi UV dan melindungi fosfat pentosa RNA.
Elemen berbasis nitrogen itu dari awal berfungsi sebagai pelindung dari UV sebelum “bergabung” untuk menjaga dan memindahkan informasi genetik.


Titan
Titan

Ternyata peran UV, selain “membakar” molekul dasar pembentuk kehidupan, juga sebagai bahan bakar pembentukan beberapa materi organik berbasis karbon yang merupakan bahan baku pembentuk kehidupan. Contohnya, apa yang terjadi di lapisan atas Titan, satelit terbesar Saturnus. Titan disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Bumi primordial.

Di lapisan luar atmosfer Titan, gas metana (CH4), yang merupakan gas terbesar kedua, dipecah oleh UV menjadi gas hidrogen (yang kemudian lepas ke luar Titan karena gravitasi Titan tidak mampu menahannya) dan jenis hidrokarbon lain yang lebih kompleks, yaitu acetilen C2H2 dan etana C2H6. 


Manfaat Sinar Ultraviolet
Sering kali kita hanya mengerti bahwa sinar matahari mengandung ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya hanya penting bagi pembentukan vitamin D bagi tubuh. Faktanya adalah pembentukan vitamin D mutlak memerlukan sinar ultraviolet. Apa saja manfaat sinar matahari bagi tubuh kita, berikut ulasannya :
  1. Sumber utama vitamin D. Sinar ultraviolet ternyata membantu mengubah kolesterol yang tersimpan di kulit menjadi vitamin D. Hanya dengan berjemur selama 5 menit di pagi hari, tubuh kita mendapatkan 400 unit vitamin D.
  2. Mengurangi kolesterol darah. Proses pembentukan vitamin D di mana mengubah kolesterol di dalam darah maka akan mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh kita.
  3. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri. Sinar ultraviolet ternyata juga membantu membasmi virus-virus penyebab kanker. Secara umum, sinar matahari mampu membunuh bakteri, virus, dan jamur yang berpotensi menyebabkan TBC, peritonitis, pneumonia, dan asma saluran pernapasan.
  4. Mengurangi gula darah. Sinar matahari membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh yang merangsang glukosa menjadi glikogen sehingga secara langsung berperan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh kita.
  5. Meningkatkan kebugaran pernafasan. Penambahan glikogen di otot dan hati melalui sinar matahari ternyata meningkatkan perbaikan sistem pernafasan karena meningkatkan kemampuan darah dalam menyalurkan oksigen keseluruh jaringan tubuh.
  6. Membantu membentuk dan memperbaiki tulang. Vitamin D yang dibentuk melalui sinar matahari berfungsi meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh sehingga memperbaiki komponen tulang dan mencegah penyakit rakhitis,osteoporosis, dan osteomalacia.
  7. Meningkatkan kekebalan tubuh. Sinar matahari mampu meningkatkan antibodi dalam tubuh dengan membentuk sel darah putih untuk melawan substansi asing yang merugikan di dalam tubuh. Membaiknya sistem pernafasan melalui sinar matahari juga berperan dalam membasmi kuman-kuman secara lebih cepat. Selain itu, sinar matahari juga mampu menurunkan potensi terjangkit flu hingga 30-40 persen.
BAHAYA SINAR ULTRAVIOLET PADA TUBUH MANUSIA
  • BAHAYA SINAR UV PADA KULIT, Pada dasarnya, kulit manusia dilengkapi dengan perlindungan alami dari sinar matahari yaitu pigmen melanin. Kulit yang gelap menandakan kandungan pigmen dalam jumlah banyak, begitu juga sebaliknya. Penelitian membuktikan bahwa semakin banyak pigmen, semakin kecil kemungkinan seseorang terkena kanker kulit karena pigmen berfungsi sebagai penangkal dampak sinar UV yang dipancarkan matahari. Sering beraktivitas di bawah sinar matahari tanpa pelindung kulit, akan menyebabkan kulit lebih cepat mengalami penuaan. Kulit jadi cepat berkerut dan timbul bercak-bercak hitam yang kita kenal sebagai flek hitam. Sinar UV juga bisa membuat kulit tidak mulus karena menebal atau menipis. Bisa juga muncul benjolan-benjolan kecil yang ukurannya bervariasi. Benjolan-benjolan atau flek padakulit bisa berkembang menjadi tumor jinak bahkan kanker kulit. Khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik matahari atau sering berjemur di pantai. Tidak heran bila bintik awal kanker kulit timbul di bagian tubuh yang terbuka seperti wajah, kepala, tangan dan bagian yang banyak terpapar sinar matahari.Sinar Matahari tidak sepanjang hari merusak kulit, sebelum pukul 09.00 pagi justru penting untuk tulang. Kita justru harus waspada pada pancaran sinar yang berlansung sejak pukul 09.00 hingga 15.00, sebab disaat waktu tersebut sinar matahari mengandung sinar UV yang dapat merusak kulit.
  • BAHAYA SINAR UV PADA MATA, Radiasi sinar UV pada mata akan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi pada lensa mata yang akan menimbulkan kekeruhan pada lensa sehingga timbullah penyakit yang disebutkatarak, juga kerusakan pada kornea dan retina.

TIPS MELINDUNGI TUBUH DARI SINAR UV
Berikut beberapa tips untuk perlindungan dari sinar UV :
  • Penggunaan sun protektor atau tabir surya dapat membantu untuk menghindari cahaya berbahaya sebelum menembus ke kulit. Penggunaan tabir surya sebaiknya disesuaikan pada jenis kulit dan seberapa sering kita berhadapan langsung dengan matahari. SPF (Sun Protection Factor), satuan tabir surya lazim digunakan untuk menunjukkan berapalama kita bisa terpapar sinar matahari tanpa kulit jadi terbakar, tersedia dari kadar 8, 15, 30,45, atau bahkan 60. Penghitungan SPF disesuaikan dengan dosis minimal timbulnya eritema atau kemerahan. Kalau selama ini kita menggunakan kacamata hitam untuk mencegah timbulnya kerutan di sudut mata dan pelengkap fashion, kini bertambah lagi alasan mengapa kita wajib membawa benda yang satu itu.
  • Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kaca mata hitam atau sunglasses bermanfaat bagi kesehatan mata antara lain membantu mengurangi cahaya menyilaukan yang masuk ke mata, melindungi mata dari bahaya sinar ultraviolet, serta mengurangi kontras.

http://citacitadunia.wordpress.com/cahaya-ultraviolet-mematikan-dan-menghidupkan/
http://adihadiana.blogspot.com/2013/03/pengertian-sinar-ultraviolet.html 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.